Regulasi

Pada tahun 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat. Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak 1990 diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush. Pada Desember 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000. CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun 1995 dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010. Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC, hingga 2020 pada negara maju dan 2016 di negara berkembang. Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, pada tahun 1991, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas. 'sidhi anake sbr'

Lubang Ozon

Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang dinamakan lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon) ini, terbentuk saat musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal kembali. Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada ketinggian tinggi dan satelit-satelit cuaca menunjukkan bahwa persentase ozon secara keseluruhan di Antartika sebenarnya terus menurun. Penerbangan-penerbangan yang dilakukan untuk meneliti hal ini juga memberikan hasil yang sama.

Lapisan ozon

Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 - 48 km (12 - 30 mil) di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.

Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia klorofluorokarbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan ozon.

Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida (lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner. [1]

Metode Pencegahan

Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke ke dalam tower sehingga bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat industri.

Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum bila kadar kalsium sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut ditempatkan di land-fill.

Sejarah

Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.

Walaupun hujan asam ditemukan di tahun 1852, baru pada tahun 1970-an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat meningkat di tahun 1990-an setelah di New York Times memuat laporan dari Hubbard Brook Experimental Forest di New Hampshire tentang of the banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.

Pembentukan hujan asam

Secara sedehana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:

\begin{matrix} S_{(s)}+O_{2(g)}\rightarrow SO_{2(g)} \\ 2 SO_{2(g)}+O_{2(g)}\rightarrow 2 SO_{3(g)} \\ SO_{3(g)} +H_2O_{(l)}\rightarrow H_2SO_{4(aq)}\\ \end{matrix}

Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub. Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan tersebut.

Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.

Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.

Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.

Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.

Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.

Sumber Hujan asam

Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.

Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.

Hujan asam

Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosilnitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfatasam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan. serta dan

Cara Sederhana Kurangi Pemanasan Global

Para ahli lingkungan hidup mengungkapkan bahwa penyebab terjadinya pemanasan global dewasa ini adalah menumpuknya gas rumah kaca seperti Karbondioksida (CO2), Metana (CH4), dan Dinitrioksida (N2O), di atmosfer bumi.Yang paling besar menyumbang gas rumah kaca di udara adalah Karbondioksida. 

Padahal gas Karbondioksida merupakan gas normal di alam dalam jumlah melimpah. Gas ini kita hirup setiap saat, dibutuhkan juga oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Di atmosfer bumi Karbondioksida berguna untuk menjaga agar bumi tetap hangat, Sebenarnya molekul-molekulnya bisa menahan panas dari radiasi sinar matahari dan memantulkan radiasi itu ke luar angkasa. 

Tetapi jika jumlahnya melebihi batas keseimbangan alam, suhu permukaan bumi menjadi naik, sehingga terjadi perubahan-perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam seperti badai, angin puting beliung, kekeringan ,dan sebagainya. Berlebihnya jumlah karbondioksida disebabkan oleh semakin menipisnya populasi tumbuhan yang berfotosintesis, sebagian besar karena adanya pembalakan liar (illegal logging).

Asap kendaraan bermotor dan penggunaan listrik yang menggunakan minyak bumi dan batubara sebagai sumber tenaga juga bisa menjadi penyebab menumpuknya gas rumah kaca di udara. Aktivitas kita sehari-hari selalu menggunakan bahan bakar ini, naik kendaraan butuh bensin atau solar, bekerja butuh listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara, memasak butuh Elpiji. 

Illegal Logging 
Salah satu contoh kecil pembalakan liar, bila konsumen membutuhkan bahan kayu untuk membuat rumah atau mebel, kemudian menghubungi toko material untuk membeli sejumlah kayu. Konsumen ingin kayu berkualitas dengan harga relatif murah. Kayu Borneo (Kalimantan) misalnya, merupakan kayu yang banyak diminati akhir-akhir ini. Di lain pihak, para produsen dan para pengusaha tidak berpikir panjang dalam meraup keuntungan dari pembalakan liar. 

Pemerintah semestinya berupaya mencegah pembalakan liar ini dengan memberi mata pencaharian alternatif bagi masyarakat sekitar hutan. Misalnya diberi modal untuk berdagang, bertani, menanam kembali bibit pohon dari jenis pohon yang sudah ditebang dan sebagainya. Diikuti dengan pengawasan dan penegakkan hukum oleh para polisi hutan. 

Setidaknya bisa diharapkan pendekatan menekan kegiatan pembalakan liar. Dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB di Bali bulan Desember 2007 lalu, Josef Leitmann, Koordinator Lingkungan Bank Dunia untuk Indonesia mengutarakan, di Indonesia 84 persen dari semua emisi karbon berasal dari terutama pembalakan hutan yang menyumbang 18 persen terhadap emisi gas rumah kaca global, alih guna lahan, kebakaran hutan, dan degradasi lahan gambut.

Karenanya, Indonesia merupakan negara nomor satu di dunia sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar. Hingga terjadi perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan hutan, naiknya permukaan air laut, dan perubahan pola hujan. Reduced Emissions from Deforestation and Degradation (REDD) atau Pengurangan emisi akibat Pembalakan dan Degradasi Hutan adalah sebuah usulan untuk menyediakan insentif kepada negara-negara yang telah mereduksi emisi karbon, melalui pengurangan aksi pembalakan dan degradasi hutan, merupakan cara paling efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. 

Kerangka kerja yang diusulkan disebut Forest Carbon Partnership Facility akan menggunakan pendekatan kebijakan sistem skala besar, insentif positip, dan menyediakan “modal usaha” masa depan untuk mengurangi emisi dari pembalakan dan degradasi hutan, yang terbentuk dari dua mekanisme, yaitu :

Mekanisme kesiapan, yang akan mendanai pembangunan kapasitas di negara-negara yang memiliki hutan tropis dan subtropis, untuk meningkatkan kapasitas negara-negara tersebut agar bisa menggunakan sistem insentif untuk REDD di masa depan. 
Di beberapa negara tersebut, mekanisme pendanaan karbon akan dijadikan alat untuk membeli karbon yang dilakukan berdasarkan tingkat keberhasilan negara-negara itu untuk mengurangi atau menghindari emisi gas rumah kaca akibat pembalakan dan degradasi hutan.
Sektor Transportasi  
Bertambahnya kendaraan dengan sangat cepat sementara ruas jalannya tidak mampu lagi menampung, menjadi masalah utama di kota-kota besar. Sehingga terjadi kemacetan lalu lintas. Ini berdampak buruk bagi kualitas udara, karena pencemaran semakin tinggi dan berkurangnya ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota untuk membersihkan udara. Masalahnya akan berlanjut kepada gangguan kesehatan bagi masyarakat, minimal menimbulkan infeksi saluran pernafasan.

Menurut perhitungan World Wide Fund sektor transportasi menyumbang sekitar seperempat dari total gas rumah kaca yang terhimpun di atmosfer. Semakin banyak kita menggunakan bahan bakar minyak semakin besar pula sumbangan kita kepada pemanasan global. Mengenai sektor transportasi yang tidak merusak lingkungan, di pusat kota Amsterdam sangat tidak dianjurkan mengemudi kendaraan pribadi. Sebagian besar jalan ditutup bagi kendaraan pribadi atau hanya satu jalur, dengan biaya parkir yang mahal. 

Masyarakat dihimbau untuk menggunakan kendaraan umum atau jalan kaki. Sementara pemerintah mensponsori carsharing dan carpooling, budaya nebeng. Seperti di Kopenhagen , Denmark, Amsterdam ramah terhadap pengguna sepeda. Nyaris seluruh jalan protokol mempunyai jalur khusus bagi pengendara sepeda dengan tempat parkir sepeda melimpah di berbagai penjuru kota. Sehingga Amsterdam menjadi salah satu trendsetter kota-kota metropolitan dalam memperbaiki kondisi lingkungannya.

Adapun cara-cara sederhana untuk menekan bertambahnya emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh sektor transportasi, sebagai berikut: 
Sedapat mungkin gunakan transportasi umum. Makin banyak pengguna kendaraan pribadi di jalan raya, makin besar produksi karbondioksida.
Jika mungkin, bergabunglah dengan komunitas bike to work, bersepeda ke kantor.
Kalaupun memakai kendaraan pribadi, pilihlah kendaraan yang hemat bahan bakar. Bila perlu ajak kawan-kawan satu jurusan untuk berangkat dan pulang kerja. Rawat mesin kendaraan dengan teratur agar mesin tetap hemat bahan bakar. Pastikan tekanan ban mobil tidak di bawah normal (karena tiap penurunan tekanan sebesar 0,5 bar di bawah normal akan meningkatkan konsumsi bahan bakar sebesar 5%). Keluarkan isi bagasi yang tidak diperlukan (karena tiap kenaikan 100 kg beban akan meningkatkan konsumsi bahan bakar sebesar 1 liter/100 km). 
Penggunaan Listrik 
Sekilas penggunaan listrik tidak ada kaitannya dengan pemanasan global. Menurut perhitungan World Wide Fund, sekitar sepertiga gas rumah kaca berasal dari sektor energi ini. Di Indonesia sebagian besar pembangkit listrik masih berbahan bakar fosil, terutama batubara. Pembangkit listrik ini melepas karbondioksida ke udara secara terus menerus dalam jumlah yang melimpah, karena kita memang mengkonsumsi listrik tanpa henti. Makin boros kita memakai listrik, makin banyak gas rumah kaca yang kita hasilkan. Cara-cara sederhana mengurangi emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh penggunaan listrik :

1) Gunakan alat elektronik seperlunya, matikan jika tidak dipakai. Meski tidak harus mencabut stop kontak ketika kita tinggalkan, ini berbahaya, alat-alat elektronik ini tetap mengkonsumsi listrik dalam jumlah kecil. Sebaiknya gunakan stop kontak yang memiliki tombol on/off.Kita tak perlu mencabutnya saat meninggalkannya , cukup tekan tombol offnya saja. 

2) Gunakan alat elektronik hemat energi. Sekarang di pasaran banyak dijual alat-alat elektronik hemat listrik, seperti lampu, setrika, kipas angin, kulkas, televisi, komputer dan sebagainya. Lampu neon lebih irit dari lampu pijar, setrika dengan pengatur panas otomatis lebih hemat daripada yang normal, laptop lebih hemat listrik daripada komputer personal, dan sebagainya. 

3) Saat membangun rumah pilihlah rumah dengan rancangan hemat energi, misalnya dengan membuat langit-langit cukup tinggi, jendela cukup lebar, ruangan yang mempermudah sirkulasi udara, cat tembok terang, dan sebagainya. Desain ini memungkinkan kita memadamkan lampu di siang hari dan memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan rumah. Rancangan hemat listrik juga membuat rumah tidak memerlukan terlalu banyak lampu di malam hari. Rumah bisa sejuk meski tak ber-AC.

4) Gunakan alat elektronik dengan optimal listrik minimal, misalnya : 

Satu, bersihkan saringan pengisap debu dan AC dengan teratur. Saringan kotor menyebabkan motor bekerja lebih berat dan membutuhkan lebih banyak listrik. 
Dua, atur suhu AC sesuai kebutuhan, Jangan terlalu dingin. Semakin rendah suhunya, semakin tinggi konsumsi listriknya. Tiga, pastikan kulkas ditutup rapat. Isi secukupnya. Jangan masukkan makanan atau minuman terlalu panas. Pintu yang tidak ditutup rapat, isi yang terlalu penuh, dan panas, akan meningkatkan konsumsi listrik. 
Empat, gunakan mesin cuci jika jumlah cucian sudah sesuai kapasitasnya. Kita bisa mengurangi laju pemanasan global dengan menambah jumlah tumbuhan yang melakukan fotosintesis dan mengurangi produksi gas karbondioksida.

Kalau kita menanam pohon di halaman rumah, udara di sekitar rumah menjadi sejuk. Jika halamannya sempit, seperti di pemukiman yang padat, kita bisa menanam tanaman dalam pot. Menggunakan kendaraan pribadi seperlunya saja, menggunakan kendaraan umum, setidaknya bisa menekan bertambahnya emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh sektor trnsportasi. Kalau kita menggunakan listrik dengan hemat, ini akan membantu mengurangi produksi gas karbondioksida yang dilepaskan pembangkit listrik ke udara, tagihan dari PLN pun akan berkurang.

Gaya hidup ramah lingkungan seperti yang dipaparkan di atas merupakan cara-cara sederhana untuk merawat bumi dalam jangka panjang. Agar generasi penerus kita bisa hidup sehat dan tentram di masa depan.

Akibat dari efek rumah kaca

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

Penyebab efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Efek rumah kaca

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.

Tips Praktis Membuat Ruangan Sejuk Tanpa AC

Ketika musim kemarau tiba, sebagian orang merasa bimbang antara memperoleh kenyaman di rumah atau tagihan listrik yang membengkak karena penggunaan air conditioner (AC). Namun pada kenyataannya, Anda dapat menerapkan beberapa perubahan gaya hidup Anda serta menghilangkan ketergantungan Anda terhadap AC. Karena dengan begini Anda dapat mengurangi tagihan listrik Anda sekaligus berkontribusi positif terhadap pengendalian pemanasan global. Berikut ini adalah Tips praktis membuat ruangan sejuk tanpa AC:

1. Pemasangan Ceiling Fan. Lakukan pemasangan ceiling fan atau kipas angin yang dipasang di langit-langit. Ceiling fan menyerap listrik sangat kecil (75 wh), namun dapat membuat suhu ruangan kamar turun hingga 10 derajad celcius. Pastikan bahwa posisi ceiling fan adalah menekan udara ke bawah, bukan menyerapnya ke atas.

2. Pemilihan Tipe Bantal/Kasur Yang Sejuk. Jika Anda terbiasa tidur dalam suasana sejuk, maka ada beberapa produk bantal/guling yang tersedia untuk memecahkan masalah ini. Anda bisa membeli tipe bantal yang berisi air di dalamnya (water-filled pillow) untuk membuat leher dan kepala Anda tetap sejuk. Perangkat lain yang bisa Anda coba adalah kasur air dan bed-fan (kasur fan). Fan pada tempat tidur ini beroperasi tepat di bawah cover penutup, dan menghembuskan udara sejuk ke tubuh Anda sepanjang malam.

3. Mandi Dengan Shower Pada Siang Hari. Biaya yang Anda gunakan dengan mamanfaatkan air untuk menyejukan badan akan jauh lebih murah dibandingkan dengan penggunaan AC.

4. Pamasangan Pelindung Matahari (sun screen). Pasanglah pelindung matahari atau kaca film pada jendela rumah Anda. Pelindung matahari dapat mengurangi masuknya panas ke dalam ruangan sebanyak 65% sedangkan kaca film dapat mengurangi hingga 60% masuknya panas ke dalam ruangan dan masih memungkinkan cahaya masuk ke dalam ruangan. Jadi, dengan pemasangan produk-produk tersebut, Anda masih dapat menikmati cahaya matahari di ruangan Anda ketika siang hari, namun dengan tingkat panas yang jauh berkurang.

5. Penggantian Tipe Penerangan. Anda bisa mengganti lampu pijar di ruangan Anda dengan lampu TL (Tube Lamp) atau lampu neon. Mengapa? Lampu pijar menghasilkan 10% cahaya dan 90% panas, sedangkan lampu TL/neon menghasilkan 90% cahaya dan 10% panas. Dengan lampu tipe TL/Neon, ruangan Anda dapat terasa lebih sejuk.

Stop global warming today

stop global warming today
embed

Gambar sumber pemanasan global

sumber pemanasan global
embed :

Gambar dampak pemanasan global

Dampak pemanasan global
embed :

Akibat Pemanasan Global

Langit terlihat begitu cerah
Sebagian orang anggap itu indah
Tiada satupun awan menutupinya
Sang mentari bersinar dengan jumawa

Di saat aku membeli es krim
Dalam bungkusnya ia meleleh
Di saat kubeli ayam mentah
Matanglah ia jadi ayam bakar
Dan di saat kuambil air dari sumur
Mendidih ia jadi air matang
Juga di saat aku hendak memasak mie instan
Matanglah ia dengan sendirinya

Lalu kupandang lagi langit itu
Yang datar biru cerah warnanya
Dan tak bisa tersentuh oleh kegelapan sekecil apapun
Pupil mataku yang tadinya lebar selebar langit itu
Sekarang ia sempit seperti lahan di kotaku
Yang hanya dipenuhi bangunan kejam
Para budak dari keserakahan manusia akan uang

Dan tubuhku yang semakin hangus
Terbakar ultraviolet yang tak terbendung
Karena lapisan ozon semakin lenyap
Tanpa ada satupun pohon rindang yang membantunya
Menyerap seluruh polutan di muka bumi ini
Karena pohon yang rindang
Tidak mereka anggap bisa menghasilkan uang

Cukup sudah panas ini
Membakar mataku
Mengeringkan otakku
Mendidihkan darahku
Menguapkan seluruh keringatku

Rasa panas ini
Menembus pori-pori kulitku
Meresap sampai ke sumsum tulang
Mencekik seluruh organ tubuhku
Bergejolak dalam jiwaku yang penuh keheningan

Seluruh akal pikiranku
Lenyap dilalap panasnya api pemanasan global
Yang telah dilahirkan
Oleh biadabnya ulah anak manusia
Yang tak pernah mau
Mengambil tanggung jawab
Atas semua perbuatan merusaknya
Sampai seluruh alam ini hangus
Menyisakan abu penyesalan

Beruang kutub dan pemanasan global

Pemanasan global diyakini sebagai sebab untuk semakin cepat meleburnya laut es Arctic, yang membuat beruang kutub susah untuk berburu mangsa.
Menurut gambar satelit, es laut Arctic telah selama empat musim panas telah berada pada tingkat terendah dalam tiga dekade, sementara beberapa perkiraan mengatakan bahwa es bisa hilang sepenuhnya selama bulan hangat dalam waktu dekat, yang akan memiliki konsekuensi sangat efektif untuk kutub beruang.
Menurut perkiraan terakhir dari US Geological Survey, air raksa akan naik menjadi lebih tinggi, dan menyebabkan sebanyak dua pertiga dari 20-25 ribu beruang kutub yang berkeliaran di Arctic bisa hilang di tengah abad ini.
Meleburnya es bukan hanya berarti mempersingkat musim perburuan, tetapi juga berarti harus menambah lebih jauh jarak untuk menjangkau wilayah perburuan mereka yang dingin, sesuatu yang telah menyebabkan sebuah kemunduran bagi kesehatan mereka, mempengaruhi kapasitas reproduksi mereka dan peluang untuk hidup.
Beruang kutub juga terancam oleh polusi dari industri kimia dan meningkatnya aktivitas manusia di Arctic yang dulunya masih alami.
Negara - negara Arctic, yang hanya bertemu dua kali sejak 1981, juga menyepakati sesuai Tromsoe bagi pertukaran lebih sering. Mereka memutuskan untuk bertemu di Kanada tahun 2011 dan di Rusia dua tahun kemudian.

Dasar Cewek Gak Peduli Alam

"Eh Hel,lo mau gak jadi cewek gue?",tanya Ihsan malu-malu.Helga memang cewek yang paling diidam-idamkan cowok disekolahnya.Meskipun Helga bukan anak cheerleader yang udah pasti cantik dan ...so pasti sexy,tapi Helga cantik,pediam,pintar dan menantang hati para cowok yang berebut untuk bisa jadi pacarnya. 
Helga tampak berpikir agak lama.Ihsan juga bukan cowok sembarangan nih,dan dia nembak gue,batinnya dalam hati.Kemarin kakak kelasnya Dindra yang jago basket udah ditolak dan sekarang dia kepengen jadian sama Dindra,tapi sekarang Dindra udah punya cewek anak kelas 7,kalo jadian sama Ihsan sekalian buat nunjukin kalo dia ditolak Dindra masih ada cowok yang mau sama dia.
"Boleh deh",jawabnya.
Wajah Ihsan langsung berbinar -binar.Weitssss,Helga mau jadian sama gue.
***
Tanpa diduga ternyata Helga yang pendiam lebih parah kelakuannya daripada Aster si kapten cheerleader yang cuma peduli sama sale.Selain Helga matre dan langsung mengambil sedikitnya lima CD original ditoko kaset,Helga juga gak cinta sama lingkungan.
Ihsan memang bukan cowok yang suka ngajak jalan,ia sering ngajak Helga kerumahnya untuk menemaninya yang sendirian.Bokap nyokap sibuk kerja,hari Minggupun ada aja urusan rapat dihotel inilah , undangan dirumah tante inilah dan lain-lain,jadi ia ngajak Helga kerumahnya aja untuk ngebantuin membersihkan rumah atau mentok-mentok diajak ketukang jualan bakso langganannya yang ada gak jauh dari rumahnya dan Helga menikmatinya juga kok.
Tapi Helga ternyata gak peduli sama lingkungan.Tissue bekas melap mulutnya yang cemong oleh sambal langsung dibuang kejalan,kalau minum bisa mengambil gelas baru tiap kali menuang air dan tidak mematikan keran seusai mencuci piring.
"Kayaknya bukan elo cewek yang gue idam-idamkan",batin Ihsan dalam hati ketika melihat Helga menendang kucing liar yang duduk disampingnya.
***
"Sayang,besok kamu ada acara?",tanya Ihsan.
"Gak ,gak ada kok.Kenapa San?".
"Alma-Rizky sama Sacha-Irza ngajakin triple date dihotel Hyatt.Kebeneran ya gue mau ngajak kamu fine dining lah sekali-kali",jawab Ihsan tegas.Sekalian nguji elo cewek gak cinta lingkungan.
"Boleh-boleh.Kamu jemput aku apa gimana?",tanya Helga lagi.
"Iya aku jemput kamu besok".
"Okedeh,kalo gitu aku tunggu kamu dirumah ya".
Ihsan geleng-geleng kepala.Dasar,kamu gak cuma pinter fisika aja Hel,tapi kamu juga pinter bermain watak.Didepan temen-temen kamu seperti cewek baik yang kalem ternyata kamu lebih matre daripada Aster.
***
"Sirloin steaknya satu,orange juicenya juga satu",kata Helga kepada pelayan yang sibuk mencatat menunya.
"Mas,mau pesen apaan?",tanya pelayan itu ragu-ragu kearah Ihsan.Cih,saat ini ia gak nafsu makan beneran deh.Berada ditempat seperti ini bawaannya jadi jaim padahal ia sedang laper berat.
"Asparagi soup sama aqua aja Mas",pesannya.
Sambil menunggu Ihsan berpikir ,batinnya sekarang adalah saatnya untuk bilang terus terang kepada Helga bahwa ia sudah tidak berminat melanjutkan masa pacarannya lagi.Tapi kasian juga , kan Helga sudah menerimanya dengan tulus,masa diputusin sih?.
Gara-gara Helga tagihan airnya naik,uang jajannya berkurang,dan parahnya ia tidak suka sama cewek yang gak cinta lingkungan.
"Hel,kamu gak bisa ya cinta sama lingkungan?",tanyanya dengan berat hati.
"Ofcourse aku cinta lingkungan",jawabnya mantap.
"Kenapa kamu gak mau membuang sampah ditempatnya?Dan jabatanmu juga ketua OSIS kamu bisa mengupayakan tempat sampah yang lebih banyak disekolah,kamu juga bisa membuat aturan dikamar mandi untuk mematikan air ketika sudah tidak dipakai",balas Ihsan cuek.Bodo amat,katanya Helga tegar dibilang begini masa sih nangis.
"Ngapain kita bayar uang sekolah mahal kalo kita gak bisa pake air terbatas?",balas Helga jutek."Kamu siapa,kok ngatur-ngatur hidupku gitu?Mau aku pake matiin keran atau apa itu suka-suka aku".
Menu mereka sudah datang jadilah mereka hening sejenak sambil memakan santapan mahal yang memang diakui rasanya lezat.Alma-Rizky berada dimeja belakang mereka sedangkan Sacha-Irza masih sibuk mencari bunga . Ihsan memang tidak secasanova Irza,ataupun seboros Rizy sehingga ia langsung memesan makanan dan setelah itu pulang.
"Kamu tau kalo sekarang pasokan air bersih sudah tinggal sedikit?,dan kamu juga tau kalo sampah itu susah diuraikan?Memangnya kamu bisa jamin sepuluh tahun lagi kita masih punya pasokan air bersih?",kata Ihsan pelan yang membuat Helga tidak yakin itu Ihsan yang mengatakannya.
"Air itu hampir 'meninggal' didunia ini.Dan kalo itu terjadi kita juga ikut 'meninggal' ,juga semua isi dunia ini Hel.Kamu juga tau kan kenapa kacang kedelai naik harganya?Itu juga karena kacang kedelai hampir 'meninggal' dan pasokannya di Indonesia tinggal sedikit".
"Terus kenapa?",jawab Helga cuek sekaligus menantang.
"Kalau kamu gak peduli,yaudah.Yang jelas aku gak suka cewek yang gak peduli lingkungan.Mendingan kita putus",akhirnya Ihsan terus terang juga dengan mantap.
"Terserah,orang kayak gue sih masih banyak yang mau",jawab Helga lagi langsung pergi."Oke,gue mau pulang aja naik silverbird,makasih udah nraktir sirloinnya,bye".
Dasar cewek gak peduli sama alam.

Pemanasan Global

Terkoyak pelindung alam penepis sinar biaskan panas lampaui batas
Lebar sekat udara menganga diatas sana
tak kuasa hembuskan angin surga

Tak pelak penghuni bumi berlari
diburu cuaca yang makin tak pasti
Badai berlari mengelilingi bumi
tak pernah berhenti menyakiti
Seakan membalas prilaku penghuni
yang tak pernah mau mengerti

Hakekat perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup yang sejati
Peredam panas dan produsen oksigen yang tak pernah berhenti
Hutan lestari makin langka untuk ditemui

Beku kutup menciut berpacu meningginya air laut
Kobar api menyala tak disengaja
hanguskan hutan diberbagai sudut benua
Panas cuaca laksana bara magma menyala
Hadirkan siksa api neraka

lagi2 pemanasan global,,hfff,,,

suara hujan tak kunjung henti
padahal sudah setengah hari,
terus menyirami
kota yang sudah malam
hujanya pun, hujan asam
ditambah efeknya yang seram
semua berkat mesin - masin polusi
air inipun mulai memenuhi kali

tak ada lagi tanah tuk diresapi
gerombolan air terus bertumpuk
terus bertambah tinggi,
orang - orang hanya bisa memaki - maki
tanpa melakukan sedikitpun aksi
cuma bisa melayani diri sendiri

berhektar - hektar hutan pepohonan
semuanya ditebas dengan arit
dijadikan kebun kelapa sawit
planet inipun mati perlahan

ah,
dinginnya freon AC
membuat bumi semakin opname
bumi yang bulat mulai berkarat

DUNIA KITA

Telah hilangkah dunia kita
Yang begitu indah
Atau kita tak merasa
Hancurkan semua

Saat amarah tiba kita kan cuma pasrah
Entah apa yang bisa hentikan semua
Semua akan menjerit, pasti akan terjepit
Dan terusik didalam dunia yang sempit

Dunia tak memihak, siapa dan dimana
Karena kita telah merusak wajahnya
Tanpa rasa kita habiskan semua
Tinggalkan sisa sesak sampah dalam dosa

Telah hilangkah dunia kita
Yang begitu indah
Atau kita tak merasa
Hancurkan semua

Pecahkan suara dan tubuh berlumur darah
Perih sakit akan menjadi hal yang biasa
Hijau dunia telah berubah menjadi merah
Awan hitam selimuti bagaikan neraka

Isi dunia akan segera berbalik arah
Tak setia menjadi senjata pemusnah
Perih rasa ketika semuanya tiba
Kepada siapa teriak untuk mendapatkan iba

Jakarta, 04 Januari 2009

Selamatkan laut dari pemanasan global


Gas karbon dioksida dan gas-gas lain secara alami menghangatkan permukaan bumi dengan memerangkap panas matahari di atmosfer. Ini membuat bumi layak dihuni. Namun, ulah manusia yang menggunakan bahan bakar berlebihan serta menebangi hutan secara cepat meningkatkan jumlah gas karbon dioksida di atmosfer. Akibatnya, temperatur bumi meningkat.

Mayoritas ilmuwan di dunia mengakui pemanasan global benar-benar nyata, dan tengah berlangsung. Bukti-bukti dampak pemanasan global juga tidak terbantahkan. Menurut Panel Antar-Pemerintah mengenai Perubahan Iklim (IPCC), pemanasan global saat ini "sepenuhnya tidak berasal dari sebab-sebab alam". Mereka menegaskan, manusia bertanggung jawab atas kerusakan siklus iklim ini.

Pemanasan global sangat terkait dengan efek rumah kaca. Selama ini komposisi gas di atmosfer menunjang kehidupan di bumi. Gelombang matahari yang mengarah ke bumi sebelum terpatul balik ke luar angkasa sebagian diperangkap gas-gas di atmosfer sehingga bumi 30° Celsius lebih hangat. Namun, ketika gas-gas yang melindungi kita, di antaranya karbon dioksida, terakumulasi terlalu banyak di atmosfer, keseimbangan panas bumi pun mulai goyah. Sinar matahari yang diperangkap makin banyak sehingga bumi makin panas.

Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat yang disebut Gedung Putih sebagai lembaga dengan standar penilaian sangat objektif, pada tahun 2005 bersama 10 akademi sains negara lain menyatakan, "Pemahaman ilmu pengetahuan mengenai perubahan iklim saat ini telah sangat memadai. Kami meminta segera diambil langkah pencegahan, dengan mengidentifikasi langkah yang paling cepat dan terjangkau untuk mengurangi efek pembuangan gas-gas rumah kaca."

Perdebatan saat ini di kalangan komunitas ilmuwan mengenai pemanasan global hanyalah "seberapa cepat perubahan iklim terjadi serta seberapa luas dampaknya bagi manusia". Selama ini cadangan es (gletser) bisa bertahan karena suhu di kutub cukup dingin. Es bertahan di pegunungan tinggi dan hanya mencair bila musim panas tiba. Konsentrasi air di puncak gunung akibat hujan akan kembali membentuk kumpulan es selama musim dingin

Namun kini perubahan itu berlangsung dengan cepat. Suhu panas membuat es di kedua kutub dan pegunungan tinggi di bumi mencair tanpa tergantung musim. Ini berbahaya. Pasalnya, di bawah permukaan es tersimpan karbon dioksida. Semakin besar dan cepat es di kutub mencair, tambahan gas kian besar ke atmosfer.

Situs livescience.com (21/4/2005) menyebutkan, sebuah penelitian mencatat, akibat pemanasan global, es gletser di Antartika (Kutub Selatan) dan Greeenland bergerak mundur 84 persen dari tempat semula 50 tahun lalu. Penelitian ini didasarkan 2.000 foto udara yang sebagian diperoleh tahun 1940-an dan foto-foto satelit selama ini. Di Antartika suhu permukaan meningkat 2,5° Celsius dalam 50 tahun terakhir.

Es juga menghilang dengan cepat tanpa tergantung musim di pegunungan Himalaya. Padahal, es ini menghidupi tujuh sungai besar di China dan India yang menjadi gantungan hidup dua miliar manusia setiap tahun. Data WWF menyatakan, Ekuador, Peru, dan Bolivia juga terancam karena menghilangnya cadangan es di pegunungan Andes yang menghidupi jutaan manusia selama musim kering setiap tahun. Hilangnya cadangan air berarti ancaman kekeringan dan kelaparan bagi manusia.

Cadangan jutaan ton es yang mencair akhirnya mengalir ke laut. Dalam kasus ini, sebagaimana disebut cnn.com (1/12/2003), pulau-pulau seperti Tuvalu di Samudera Pasifik, daerah pantai di Bangladesh, dan wilayah permukiman di dekat pantai Inggris bisa tengelam karena pencairan es. Menurut Panel Antar-Pemerintah mengenai Perubahan Iklim, permukaan air laut meningkat 0,17 meter secara global sepanjang abad ke-20.

Fakta lain yang disampaikan riset badan ruang angkasa Amerika, NASA, menunjukkan pemanasan global akan memicu turunnya hujan lebat saat atmosfer bertambah panas. Namun yang lebih mengkhawatirkan adalah munculnya badai hujan dan badai petir.

Tim riset menemukan kecenderungan badai petir muncul di Afrika dan Amazon. Hal itu disebabkan suhu daratan lebih panas dari suhu laut. Karena laut lebih lambat panas ketimbang daratan, maka terjadilah angin. Semakin besar perbedaan suhu antara daratan dan lautan, kian cepat pula angin bertiup. Itulah yang menyebabkan topan.

Perubahan suhu dan temperatur bumi yang tak menentu membuat angin kecil berubah menjadi topan. Sebagaimana ditulis cnn.com Selasa (4/9), Pusat Topan Amerika Serikat menyatakan angin Felix meningkat menjadi kategori 4 dan bergerak di perbatasan selatan Nikaragua dan Honduras. Angin Felix kini mencapai 150 mph (241 kilometer/jam). Padahal, hari Minggu lalu Felix masih berkategori 2 dengan kecepatan 100 mph. Dua minggu lalu topan Dean kategori 5 menghantam pegunungan Yucatan, Meksiko. Menurut data, selama 30 tahun terakhir topan berkategori 4 dan 5 berlipat ganda.

Bukan hanya itu, Bill McGuire dari Lembaga Riset Universitas London menyatakan perubahan iklim turut memicu aktivitas geologis di bumi. Lapisan es yang menutupi gunung dan kutub memberikan keseimbangan beban bagi bumi. Saat es mencair dan beban hilang, aktivitas gunung berapi bawah tanah bisa dengan mudah muncul ke permukaan. Tekanan akibat membesarnya volume air di lautan juga dapat memicu aktivitas gunung berapi. Mekanisme ini terjadi secara teratur di Gunung Pavlov, Alaska, Amerika Serikat, saat air laut meningkat di musim dingin.

Melalui studi yang dipublikasikan majalan Nature tahun 1997, McGuire memperlihatkan hubungan antara perubahan permukaan air laut dan aktivitas gunung berapi di Timur Tengah selama 80.000 tahun terakhir. Dia menemukan, saat tingkat air laut meningkat, aktivitas gunung berapi naik hingga 300 persen. Perubahan suhu mengganggu iklim dan perubahan musim. Di beberapa tempat seperti Rusia, musim dingin menjadi lebih hangat dan musim panas menjadi makin panas. Namun di wilayah lain di bumi kadang musim panas menjadi lebih dingin dari biasanya. Pada Juli lalu hujan salju kembali turun di Argentina dan Afrika Selatan. Padahal, sudah ratusan tahun di kedua wilayah itu tidak ada hujan salju.

Perubahan suhu udara juga mengganggu jadwal reproduksi makhluk hidup. Buaya, misalnya, yang jenis kelamin janin dalam telurnya ditentukan oleh suhu, saat bumi makin hangat makin banyak telur menetas dengan jenis kelamin betina. Namun binatang lain seperti nyamuk dan serangga lain menjadi semakin lama berbiak karena musim panas yang panjang.

Pemanasan global juga akan meningkatkan serangan penyakit tanaman di seluruh dunia. Hal itu mendatangkan ancaman kerugian ratusan juta dolar per tahun. Sejumlah penyakit tanaman cepat berkembang biak, terutama di daerah Eropa, saat suhu makin hangat. Hama tanaman rapa (bahan baku minyak sayur dan margarin) bahkan mencapai daerah-daerah Skotlandia, yang dulunya jauh lebih dingin.

Nyamuk malaria menyebar ke pegunungan Andes di Kolombia yang terletak 7.000 kaki di atas pemukaan laut. Bahkan, menurut climatecrisis.net, sedikitnya 279 spesies tanaman dan hewan telah bermukim lebih dekat ke kutub akibat pemanasan global. Di laut, ganggang merah dapat berbiak sangat cepat akibat meningkatnya suhu. Padahal, tanaman ini menghabiskan sebagian besar oksigen yang dibutuhkan ikan-ikan kecil. Menurut sejumlah ilmuwan, saat satu rantai makanan dasar hilang, jutaan spesies hewan akan punah di tahun 2050. Demikian pula hewan-hewan besar, termasuk manusia.

Untuk mencegah skenario buruk itu, komunitas internasional mendorong tindakan lebih keras untuk penyelamatan lingkungan melalui Protokol Kyoto yang digagas Desember 1997. Kesepakatan itu memaksa negara-negara industri mengurangi polusi hingga temperatur global bumi turun 0,28° celsius pada tahun 2050.

Upaya mencegah perubahan iklim dan dampaknya terhadap kehidupan di bumi terus dilakukan. Desember nanti PBB menggelar Konferensi XIII tentang Perubahan Iklim di Bali. Rencananya pertemuan itu akan dihadiri sekitar 10.000 orang dari 100 negara.

Kepala Sekretariat Urusan Perubahan Iklim PBB Yvo de Boer mengatakan, dulu tidak banyak orang peduli terhadap pemanasan global. "Perubahan iklim dulu memang murni isu lingkungan hidup. Namun, sekarang menjadi isu ekonomi, perdagangan, dan politik.

Dampak Kenaikan Permukaan Air Laut dan Banjir terhadap Kondisi Lingkungan Bio-geofisik dan Sosial-Ekonomi Masyarakat

Kenaikan muka air laut secara umum akan mengakibatkan dampak sebagai berikut :

  1. meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir
  2. perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan mangrove
  3. meluasnya intrusi air laut,
  4. ancaman terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir, dan
  5. berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau-pulau kecil.

  • Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir disebabkan oleh terjadinya pola hujan yang acak dan musim hujan yang pendek sementara curah hujan sangat tinggi (kejadian ekstrim). Kemungkinan lainnya adalah akibat terjadinya efek backwater dari wilayah pesisir ke darat. Frekuensi dan intensitas banjir diprediksikan terjadi 9 kali lebih besar pada dekade mendatang dimana 80% peningkatan banjir tersebut terjadi di Asia Selatan dan Tenggara (termasuk Indonesia) dengan luas genangan banjir mencapai 2 juta mil persegi. Peningkatan volume air pada kawasan pesisir akan memberikan efek akumulatif apabila kenaikan muka air laut serta peningkatan frekuensi dan intensitas hujan terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan.
  • Kenaikan muka air laut selain mengakibatkan perubahan arus laut pada wilayah pesisir juga mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove, yang pada saat ini saja kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Luas hutan mangrove di Indonesia terus mengalami penurunan dari 5.209.543 ha (1982) menurun menjadi 3.235.700 ha (1987) dan menurun lagi hingga 2.496.185 ha (1993). Dalam kurun waktu 10 tahun (1982-1993), telah terjadi penurunan hutan mangrove ± 50% dari total luasan semula. Apabila keberadaan mangrove tidak dapat dipertahankan lagi, maka : abrasi pantai akan kerap terjadi karena tidak adanya penahan gelombang, pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat karena tidak adanya filter polutan, dan zona budidaya aquaculture pun akan terancam dengan sendirinya.
  • Meluasnya intrusi air laut selain diakibatkan oleh terjadinya kenaikan muka air laut juga dipicu oleh terjadinya land subsidence akibat penghisapan air tanah secara berlebihan. Sebagai contoh, diperkirakan pada periode antara 2050 hingga 2070, maka intrusi air laut akan mencakup 50% dari luas wilayah Jakarta Utara.
  • Gangguan terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terjadi diantaranya adalah : (a) gangguan terhadap jaringan jalan lintas dan kereta api di Pantura Jawa dan Timur-Selatan Sumatera ; (b) genangan terhadap permukiman penduduk pada kota-kota pesisir yang berada pada wilayah Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pesisir di Papua ; (c) hilangnya lahan-lahan budidaya seperti sawah, payau, kolam ikan, dan mangrove seluas 3,4 juta hektar atau setara dengan US$ 11,307 juta ; gambaran ini bahkan menjadi lebih ‘buram’ apabila dikaitkan dengan keberadaan sentra-sentra produksi pangan yang hanya berkisar 4 % saja dari keseluruhan luas wilayah nasional, dan (d) penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan, seperti di DAS Citarum, Brantas, dan Saddang yang sangat krusial bagi kelangsungan swasembada pangan di Indonesia. Adapun daerah-daerah di Indonesia yang potensial terkena dampak kenaikan muka air laut diperlihatkan pada Gambar 1 berikut.
  • Terancam berkurangnya luasan kawasan pesisir dan bahkan hilangnya pulau-pulau kecil yang dapat mencapai angka 2000 hingga 4000 pulau, tergantung dari kenaikan muka air laut yang terjadi. Dengan asumsi kemunduran garis pantai sejauh 25 meter, pada akhir abad 2100 lahan pesisir yang hilang mencapai 202.500 ha.
  • Bagi Indonesia, dampak kenaikan muka air laut dan banjir lebih diperparah dengan pengurangan luas hutan tropis yang cukup signifikan, baik akibat kebakaran maupun akibat penggundulan. Data yang dihimpun dari The Georgetown – International Environmental Law Review (1999) menunjukkan bahwa pada kurun waktu 1997 – 1998 saja tidak kurang dari 1,7 juta hektar hutan terbakar di Sumatra dan Kalimantan akibat pengaruh El Nino. Bahkan WWF (2000) menyebutkan angka yang lebih besar, yakni antara 2 hingga 3,5 juta hektar pada periode yang sama. Apabila tidak diambil langkah-langkah yang tepat maka kerusakan hutan – khususnya yang berfungsi lindung – akan menyebabkan run-off yang besar pada kawasan hulu, meningkatkan resiko pendangkalan dan banjir pada wilayah hilir , serta memperluas kelangkaan air bersih pada jangka panjang.
Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir disebabkan oleh terjadinya pola hujan yang acak dan musim hujan yang pendek sementara curah hujan sangat tinggi (kejadian ekstrim). Kemungkinan lainnya adalah akibat terjadinya efek backwater dari wilayah pesisir ke darat. Frekuensi dan intensitas banjir diprediksikan terjadi 9 kali lebih besar pada dekade mendatang dimana 80% peningkatan banjir tersebut terjadi di Asia Selatan dan Tenggara (termasuk Indonesia) dengan luas genangan banjir mencapai 2 juta mil persegi. Peningkatan volume air pada kawasan pesisir akan memberikan efek akumulatif apabila kenaikan muka air laut serta peningkatan frekuensi dan intensitas hujan terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan.
Kenaikan muka air laut selain mengakibatkan perubahan arus laut pada wilayah pesisir juga mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove, yang pada saat ini saja kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Luas hutan mangrove di Indonesia terus mengalami penurunan dari 5.209.543 ha (1982) menurun menjadi 3.235.700 ha (1987) dan menurun lagi hingga 2.496.185 ha (1993). Dalam kurun waktu 10 tahun (1982-1993), telah terjadi penurunan hutan mangrove ± 50% dari total luasan semula. Apabila keberadaan mangrove tidak dapat dipertahankan lagi, maka : abrasi pantai akan kerap terjadi karena tidak adanya penahan gelombang, pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat karena tidak adanya filter polutan, dan zona budidaya aquaculture pun akan terancam dengan sendirinya.
Meluasnya intrusi air laut selain diakibatkan oleh terjadinya kenaikan muka air laut juga dipicu oleh terjadinya land subsidence akibat penghisapan air tanah secara berlebihan. Sebagai contoh, diperkirakan pada periode antara 2050 hingga 2070, maka intrusi air laut akan mencakup 50% dari luas wilayah Jakarta Utara.
Gangguan terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terjadi diantaranya adalah : (a) gangguan terhadap jaringan jalan lintas dan kereta api di Pantura Jawa dan Timur-Selatan Sumatera ; (b) genangan terhadap permukiman penduduk pada kota-kota pesisir yang berada pada wilayah Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pesisir di Papua ; (c) hilangnya lahan-lahan budidaya seperti sawah, payau, kolam ikan, dan mangrove seluas 3,4 juta hektar atau setara dengan US$ 11,307 juta ; gambaran ini bahkan menjadi lebih ‘buram’ apabila dikaitkan dengan keberadaan sentra-sentra produksi pangan yang hanya berkisar 4 % saja dari keseluruhan luas wilayah nasional, dan (d) penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan, seperti di DAS Citarum, Brantas, dan Saddang yang sangat krusial bagi kelangsungan swasembada pangan di Indonesia. Adapun daerah-daerah di Indonesia yang potensial terkena dampak kenaikan muka air laut diperlihatkan pada Gambar 1 berikut.
Terancam berkurangnya luasan kawasan pesisir dan bahkan hilangnya pulau-pulau kecil yang dapat mencapai angka 2000 hingga 4000 pulau, tergantung dari kenaikan muka air laut yang terjadi. Dengan asumsi kemunduran garis pantai sejauh 25 meter, pada akhir abad 2100 lahan pesisir yang hilang mencapai 202.500 ha.
Bagi Indonesia, dampak kenaikan muka air laut dan banjir lebih diperparah dengan pengurangan luas hutan tropis yang cukup signifikan, baik akibat kebakaran maupun akibat penggundulan. Data yang dihimpun dari The Georgetown – International Environmental Law Review (1999) menunjukkan bahwa pada kurun waktu 1997 – 1998 saja tidak kurang dari 1,7 juta hektar hutan terbakar di Sumatra dan Kalimantan akibat pengaruh El Nino. Bahkan WWF (2000) menyebutkan angka yang lebih besar, yakni antara 2 hingga 3,5 juta hektar pada periode yang sama. Apabila tidak diambil langkah-langkah yang tepat maka kerusakan hutan – khususnya yang berfungsi lindung – akan menyebabkan run-off yang besar pada kawasan hulu, meningkatkan resiko pendangkalan dan banjir pada wilayah hilir , serta memperluas kelangkaan air bersih pada jangka panjang.

Apakah AC menyababkan pemanasan Global

Dulu indonesia adalah salah satu paru-paru dunia. Banyaknya pepohonan dan hutan-hutan yang dimiliki Indonesia menjadikan Indonesia mendapat predikat tersebut. Namun, kini lain. Penebangan hutan liar, illegal logging menyebabkan hutan-hutan yang masih asri yang dimiliki oleh Indonesia berkurang. Indonesiapun berubah menjadi negara penghasil polusi udara dunia. Maka dari itu, marilah kita bersama-sama mengurangi bahaya pemanasan global yang berdampak buruk bagi kelangsungan hidup umat manusia. Bagaimana cara mengurangi dampak tersebut?

Salah satu cara yaitu mengurangi pemakaian barang-barang elektronik yang mengeluarkan gas CFC seperti AC dan kulkas. Apa itu gas CFC? CFC merupakan singkatan dari Chloro Fluoro Carbons. Gas ini merupakan gas buatan yang dikeluarkan oleh AC dan kulkas. Gas buatan ini meningkatkan kadar penipisan ozon. Dalam kurun waktu 5 tahun, CFC bergerak naik secara perlahan ke dalam stratosfer (10 km – 50 km). molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV (ultraviolet) yang kemudian membebaskan atom klorin. Atom klorin tersebut dapat menyebabkan lubang ozon. (wikipedia.com). Selanjutnya lubang ozon tersebut dapat menyebabkan pemanasan global.

Nah, bagaiman
a cara agar kita bebas dari gas CFC? Sekarang, banyak peralatan elektroik seperti AC dan kulkas yang ramah lingkungan, yaitu bebas gas CFC. Kita sebagai konsumen harus pintar memilih produk yang ramah lingkungan. Jika kita membeli AC maupun kulkas, belilah produk yang berlogo NON CFC.
Selain membeli produk non CFC, kita juga harus ikut berpartisipasi dalam program penghijauan. Misalnya dengan cara menanam pohon hijau di pekarangan rumah kita. Dengan begitu polusi udara dapat berkurang dan akan mengurangi dampak pemanasan global. Let’s go green!!!

Kurangi Makan Daging Atasi Pemanasan Global?


Masyarakat perkotaan dan pedesaan dapat berpartisipasi mengatasi pemanasan global dengan cara mengurangi makan daging.

"Kurangi makan daging, karena dengan mengurangi makan daging berarti mengurangi peternakan," kata praktisi pemanasan global dari Supreme Master Television, Kontribusi Jakarta, Murniati Kamarga sebelum pelaksanaan seminar Global Warming Mengancam Keselamatan Planet Bumi, di Cirebon.

Menurut dia, peternakan sapi, kambing, kerbau, domba maupun unggas sangat berperan dalam pemanasan global.

Dengan mengurangi makan daging, yang berarti pula mengurangi peternakan, maka akan berdampak kepada lahan untuk dihijaukan yang berfungsi sebagai hutan.

Di pihak lain, pemanasan global bisa dikurangi dengan menggalakkan pola pemupukan organik yang diyakini bisa memperkaya oksigen.

Selain itu, bisa menjadi orang tidak makan daging sama sekali (vegetarian) berarti secara individu telah ikut mengurangi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global, katanya.

Vegetarian sangat dianjurkan guna mengurangi pemanasan global. Vegetarian, disamping menjaga kesehatan tubuh, juga berarti mengurani konsumsi daging, tambahnya.

Semua masyarakat terkena dampak pemanasan global, baik di perkoataan maupun di pedesaan. "Karena itu, semua perlu berpartisipasi untuk menguranginya," katanya.

Pemanasan Global Ancam Keamanan AS


WASHINGTON, KAMIS - Pemanasan global akan mengancam keamanan nasional AS dalam 20 tahun. Ancaman itu berbentuk meningkatnya imigrasi gelap, bencana kemanusiaan, ketidakstabilan politik dan terorisme.

Demikian disampaikan seorang pejabat intelijen AS di hadapan komite gabungan senat, Rabu (25/6) atau Kamis (26/6) waktu Indonesia. "Kami menilai perubahan iklim global akan memiliki dampak luas bagi kepentingan keamanan nasional AS selama 20 tahun ke depan," kata Thomas Fingar, Wakil Direktur Analisis Intelijen Nasional. Ia mengutip laporan yang menunjukkan perkiraan logis antara pemanasan global dan meningkatkan rekrutmen bagi aksi teror.

Fingar mengatakan Sub-Sahara Afrika, Timur Tengah dan Asia Tengah serta Tenggara adalah daerah yang paling mudah terkena dampak bencana yang berkaitan dengan pemanasan global, termasuk kemarau, banjir, cuaca buruk dan kelaparan, yang dapat merusak stabilitas politik di beberapa negara dan menyulut konflik regional mengenai sumber daya alam.

Meskipun perubahan iklim saja takkan menggulingkan pemerintah mana pun dalam dua dasawarsa ke depan, tapi dampaknya akan menambah besar masalah yang ada seperti kelaparan, ketegangan sosial, kemerosotan kondisi lingkungan hidup dan lemahnya berbagai lembaga politik, katanya.

Menurut laporan National Intelligence Assessment, Afrika adalah salah satu wilayah paling rentan, tempat kemarau yang meningkat dapat memangkas hasil pertanian yang bergantung pada hujan hingga separuh dalam 12 tahun mendatang. Di Asia, antara 120 juta hingga 1,2 miliar orang akan mengalami kekurangan pasokan air dan hasil pertanian tampaknya mengalami kemerosotan 10 persen hingga 2025.

Kongres, tahun lalu, meminta diungkapkannya laporan "rahasia" intelijen, salah satu dari serangkaian laporan yang meliputi analisis atas semua 16 lembaga mata-mata AS mengenai kebijakan luar negeri, masalah keamanan dan ekonomi global.

Anggota parlemen dari partai Demokrat, Selasa (24/6) malam, mengkritik Gedung Putih karena telah berusaha menyembunyikan ancaman keamanan masa depan akibat pemanasan global.

Hidup Selaras Dengan Alam Kurangi Pemanasan Global


PADANG,MINGGU - Gaya hidup selaras dengan alam (living green) perlu mendapat perhatian masyarakat dan pemerintah di dunia, sebagai upaya mengurangi pemanasan global yang menjadi biang perubahan iklim.

"Pemanasan global juga dampak dari kerusakan lingkungan di Bumi," kata kata Pakar Lingkungan dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta (UBH), Profesor Dr Ir H Nasfryzal Carlo M.Sc di Padang, Sabtu (12/7). Hal tersebut disampaikannya saat dikukuhkan sebagai guru besar tetap bidang ilmu bidang ilmu rekayasa lingkungan dan pengolahan limbah Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UBH.

Menurut Carlo, agar temperatur bumi tidak terus meningkat dan kerusakan lingkungan tidak semakin parah, maka pemanasan global harus dikurangi. Ia mengatakan, meminimalkan pemanasan global dilakukan dengan mengurangi pelepasan gas rumah kaca dan mencegah terjadinya pencemaran udara lainnya ke atmosfer.

"Cara yang paling positif untuk hal itu, adalah melakukan gaya hidup selaras dengan alam (living green) sebagai keharusan dalam kehidupan sehari-hari bagi oleh pemerintah maupun masyarakat di dunia, " tambahnya. Ia menjelaskan, langkah-langkah gaya hidup selaras dengan alam itu seperti, menghemat pemakaian arus listrik dan bahan bakar minyak (BBM).

Gaya ini diwujudkan dengan mematikan lampu listrik yang tidak penting, mematikan komputer ketika tidak bekerja, mematikan alat pendingin ketika tidak berada di dalam ruangan, dan mematikan televisi saat tidak menonton. Kemudian, menghindari penggunaan lift atau eskalator pada bangunan berlantai dua, memaksimalkan penggunaan transportasi umum dan kendaraan yang berbahan bakar gas atau biodiesel.

Selanjutnya, memakai kendaraan bebas polusi seperti sepeda dan becak, menghindari pembakaran sampah, menerapkan konsep 3R (reduce, reuse and recycle atau mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang) dalam sistim pengelolaan sampah.

Masih gaya hidup ramah lingkungan lainnya adalah mendesain bangunan dengan sirkulasi udara dan pencahayaan alami, mengontrol emisi operasional perusahaan, membeli produk lokal untuk mengurangi transportasi barang-barang impor dan jika terpaksa beli produk impor yang mempunyai recycle logo.

Hidup selaras dengan alam, kata Carlo, juga diimplementasikan dengan mengganti tas belanja dari bahan plastik ke bahan kain atau bahan organik lainnya, menggunakan kertas pada kedua sisi dan mendaur ulang kembali, menebang pohon yang harus diikuti penanaman kembali dan membuka lahan dengan cara tidak membakar.

"Berikutnya, menghentikan penebangan hutan secara liar, membudayakan gemar menanam pohon, menggunakan taman hidup sebagai pagar dan merubah gaya hidup untuk menyelamatkan Bumi," tambahnya.

Sementara itu, khusus bagi pemerintah dan pihak-pihak pengambil kebijakan diminta lebih aktif mematuhi dan melaksanakan ketentuan dan aturan menjaga lingkungan secara konsekuen. Indonesia sebagai salah satunegara yang masih mempunyai hutan penghasil oksigen diharapkan upaya pelestarian hutannya dengan kebijakan tebang pilih terhadap hutan yang masih diperlukan dalam pembangunan.