Tips Mengatasi Pemanasan Global


Masih ingat, tragedi pulau Ghomara? Sebuah pulau kecil di delta Sungai Gangga, India yang luasnya hanya beberapa kilometer persegi, dan setiap hari pulau ini semakin mengecil akibat permukaan air laut yang terus meninggi. Pemanasan Global (global warming) sudah menjadi isyu internasional. Anda tidak harus menjadi seorang superhero, presiden atau orang penting lainnya untuk menyelamatkan dunia. Metode mengatasi pemanasan global yang terbaik adalah dimulai dari diri Anda sendiri, dari lingkungan sekitar Anda dan dimulai dari hal-hal yang paling kecil. Berikut ini adalah Tips berpartisipasi mengatasi Pemanasan global:


1. Buka Jendela. saat menikmati akhir minggu di rumah, buka lebar-lebar jendela dan matikan AC. Selain bisa menikmati udara segar, Anda mengurangi penggunaan listrik yang otomatis mengurangi buangan CO2 ke udara. Anda juga tetap dapat merasa sejuk di rumah tanpa menggunakan AC sebagaimana posting artikel saya Tips Praktis Membuat Ruangan Sejuk Tanpa AC.


2. Gunakan Bus. Dibandingkan mobil pribadi yang hanya muat maksimal 5 hingga 8 orang, bus (angkutan umum) mampu mengangkut penumpang hingga puluhan orang dengan jumlah buangan as CO2 hampir sama.


3. Transportasi Ramai-Ramai. Jika terpaksa menggunakan mobil pribadi, ajak teman-teman ikut nebeng agar tidak menymbang CO2 lebih banyak lagi ke udara.


4. Bike To Work. Apabila Anda memiliki lokasi kantor yang tidak terlalu jauh, ada baiknya Anda menggunakan sepeda sebagai alat transportasi Anda, selain bebas polusi, kebugaran Anda pun dapat terjaga.


5. Hindari Plastik. Tiap tahun lebih dari 500 milyar kantong plastik diproduksi dan hany 3% di antaranya didaur ulang. Sedangkan sisanya menjadi sampah yang akan menghasilkan gas CO2 jika tertimbun di tanah.


6. Tanam Pohon. Satu pohon bisa menyerap satu ton CO2 sepanjang masa hidupnya. Jadi lindungi rumah Anda dengan pohon -menenduhkan plus membantu membersihkan udara.


7. Kurangi Kemasan. Mau kertas atau plastik, yang namanya kemasan selalu menjadi sampah. Jadilah konsumen yang ramah lingkungan. Jangan ambil tissue berlebihan, bawa tas sendiri saat berbelanja ke pasar swalayan, dan jika memungkinkan, bawa tumbler sendiri saat menikmati kopi di cofee shop.


Dampak Pemanasan Global Mengerikan


Pemanasan global merupakan sesuatu yang tak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan dampak sangat mengerikan. Demikian salah satu pernyataan dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atau United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diumumkan di Valencia, Sabtu (19/11).

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon menantang pemerintah negara-negara di seluruh dunia untuk melakukan aksi nyata mengatasi ancaman tersebut. Ia mengajak para pengambil kebijakan untuk merespon temuan ini dalam konferensi perubahan iklim di Bali yang akan digelar awal Desember 2007.

"Sangat mendesak, usaha global harus dilakukan," ujar Ban Ki-Moon, Sekretaris Jendral PBB. Ia berharap para pengambil kebijakan dari seluruh dunia dapat merespon temuan ini dalam konferensi perubahan iklim yang akan digelar di Bali mulai 3 Desember 2007.

Mengerikan

Laporan tersebut menyebut manusia sebagai biang utama pemanasan global. Emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan 70 persen antara 1970 hingga 2004. Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir.

Rata-rata temperatur global telah naik 1,3 derajat Fahrenheit (setara 0,72 derat Celcius) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961.

Sekitar 20 hingga 30 persen spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan berisiko punah jika temperatur naik 2,7 derajat Fahrenheit (setara 1,5 derajat Celcius). Jika kenaikan temperatur mencapai 3 derajat Celcius, 40 hingga 70 persen spesies mungkin musnah.

Meski negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat buruk, perubahan iklim juga melanda negara maju. Pada 2020, 75 juta hingga 250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, penduduk kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda banjir dan rob. Di Eropa, kepuanahan spesies akan ekstensif. sementara di Amerika Utara, gelombang panas makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin tinggi.

Kondisi cuaca ektrim akan menjadi peristiwa rutin. Badai tropis akan lebih sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat akan melanda area yang lebih luas. Risiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit meningkat.

Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan muka air laut akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tawar, dan menggerus kawasan pesisir.

Apa Penyebab Utama Pemanasan Global

Ada banyak cara yang harus diketahui untuk mengurangi emisi karbon dioksida, yaitu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil; menggunakan energi terbarukan seperti energi surya atau angin; mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang barang-barang keperluan sehari-hari; mengendarai mobil berbahan bakar efisien atau yang menggunakan energi alternatif; menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi, dan lain-lain. Namun cara yang paling cepat untuk menghentikan pemanasan global adalah menjalani diet vegetarian!

Dalam konferensi pers pada tanggal 15 Januari yang diselenggarakan oleh Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), ketua IPCC - Dr. Pachuari mengingatkan bahwa jika umat manusia tidak bertindak sekarang, maka perubahan iklim akan berdampak serius. Ia juga dengan jelas mengatakan cara untuk menghentikan perubahan iklim, yaitu dengan berhenti makan daging dan beralih ke gaya hidup yang lebih hijau.

Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "Sektor peternakan adalah satu dari dua atau tiga penyumbang terbesar bagi krisis lingkungan yang paling serius dalam setiap skala, mulai dari lokal hingga global." Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia!

Industri ternak ternyata telah menjadi penyebab utama dari pengrusakan lingkungan dan emisi gas rumah kaca. Memelihara ternak untuk konsumsi telah menjadi salah satu penghasil gas karbon dioksida terbesar serta menjadi satu-satunya sumber emisi gas metana dan nitro oksida terbesar. Sektor peternakan telah menyumbang 9 persen racun karbon dioksida, 65 persen nitro oksida, dan 37 persen gas metana yang dihasilkan karena ulah manusia. Gas metana menghasilkan gas rumah kaca 20 kali lebih besar dan nitro oksida 296 kali lebih banyak jauh di atas karbon dioksida. Peternakan juga menimbulkan 64 persen amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam.

Peternakan juga telah menjadi penyebab utama dari kerusakan tanah dan polusi air. Saat ini peternakan menggunakan 30 persen dari permukaan tanah di Bumi, dan bahkan lebih banyak lahan serta air yang digunakan untuk menanam makanan ternak. Menurut laporan Bapak Steinfeld, pengarang senior dari Organisasi Pangan dan Pertanian, Dampak Buruk yang Lama dari Peternakan - Isu dan Pilihan Lingkungan (Livestock’s Long Shadow–Environmental Issues and Options), peternakan adalah "penggerak utama dari penebangan hutan …. kira-kira 70 persen dari bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak. Selain itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah. Kira-kira 20 persen dari padang rumput turun mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi. Peternakan juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang sangat banyak. Di Amerika Serikat sendiri, trilyunan galon air irigasi digunakan untuk menanam pakan ternak setiap tahunnya. Sekitar 85 persen dari sumber air bersih di Amerika Serikat digunakan untuk itu. Ternak juga menimbulkan limbah biologi berlebihan bagi ekosistem.

Konsumsi air untuk menghasilkan satu kilo makanan dalam pertanian pakan ternak di Amerika Serikat
1 kg daging
Air (liter)

Daging sapi
1.000.000

Ayam
3.500


Kedelai
2.000


Beras
1.912


Gandum
900


Kentang
500


Selain kerusakan terhadap lingkungan dan ekosistem, tidak sulit untuk menghitung bahwa industri ternak sama sekali tidak hemat energi. Industri ternak memerlukan energi yang berlimpah untuk mengubah ternak menjadi daging di atas meja makan orang. Untuk memprodu
ksi satu kilogram daging, telah menghasilkan emisi karbon dioksida sebanyak 36,4 kilo. Sedangkan untuk memproduksi satu kalori protein, kita hanya memerlukan dua kalori bahan bakar fosil untuk menghasilkan kacang kedelai, tiga kalori untuk jagung dan gandum; akan tetapi memerlukan 54 kalori energi minyak tanah untuk protein daging sapi!

Itu berarti kita telah memboroskan bahan bakar fosil 27 kali lebih banyak hanya untuk membuat sebuah hamburger daripada konsumsi yang diperlukan untuk membuat hamburger dari kacang kedelai!

Dengan menggabungkan biaya energi, konsumsi air, penggunaan lahan, polusi lingkungan, kerusakan ekosistem, tidaklah mengherankan jika satu orang berdiet daging dapat memberi makan 15 orang berdiet tumbuh-tumbuhan atau lebih.

Tahun lalu, penyelidik dari Departemen Sains Geofisika (Department of Geophysical Sciences) Universitas Chicago, Gidon Eshel dan Pamela Martin, juga menyingkap hubungan antara produksi makanan dan masalah lingkungan. Mereka mengukur jumlah gas rumah kaca yang disebabkan oleh daging merah, ikan, unggas, susu, dan telur, serta membandingkan jumlah tersebut dengan seorang yang berdiet vegan. Mereka menemukan bahwa jika diet standar Amerika beralih ke diet tumbuh-tumbuhan, maka akan dapat mencegah satu setengah ton emisi gas rumah kaca ektra per orang per tahun. Kontrasnya, beralih dari sebuah sedan standar seperti Toyota Camry ke sebuah Toyota Prius hibrida menghemat kurang lebih satu ton emisi CO2.

Beban gas rumah kaca yang disebabkan oleh berbagai diet hewan dibanding dengan diet vegan dengan pemasukan kalori yang sama. Sebagai perbandingan, perbedaan emisi gas rumah kaca antara berbagai model mobil juga diperlihatkan.

Misalnya, diet daging campur, yang mengkombinasikan daging merah dengan unggas dan ikan, sebanding dengan perbedaan emisi antara sebuah Suburban dan sebuah Camry saat masukan kalori dari sumber hewan mencapai 47 persen.

Pilihannya ada di dapur Anda: Sekalipun seseorang memilih untuk menutup matanya terhadap kekejaman dalam pertanian pakan ternak, akan tetapi keadaan darurat untuk menghentikan perubahan iklim dan bagaimana cara melakukannya sangatlah jelas. Sekarang bukan hanya para vegetarian atau pencinta lingkungan yang mengatakannya; tetapi ketua dari sebuah badan internasional, Dr. Pachauri, telah mengumumkan kepada dunia bahwa pengaruh makan daging telah merusak planet kita, dan bahwa kita harus menghentikan makan daging agar dapat membalikkan keadaan. Namun itu semua tergantung pada pilihan orang. Kita semua bertanggung jawab untuk membuat Bumi ini menjadi lebih sejuk, lebih bersih, dan lebih sehat. Jadi mulailah dari dapur Anda: pilihlah diet vegetarian dan bantulah mengerem perubahan iklim.

Mungkinkah Tanaman Gratis Bisa Menyadarkan Masyarakat?


Semarang-Belasan mahasiswa Undip Semarang membagikan bibit tanaman gratis dan stiker untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup di Bundaran Air Mancur di Jalan Pahlawan, Jumat (5/6).

Menurut Koordinator aksi, Didik Hartono, aksi tersebut bertujuan untuk kampanye lingkungan agar masyarakat berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan.

"Kami juga mengingatkan kepada masyarakat luas bahwa hari ini Hari Lingkungan Hidup. Pasalnya, banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa hari ini merupakan Hari Lingkungan Hidup," ujarnya.

Selain itu, aksinya tersebut juga bertujuan mengajak masyarakat agar bersedia menanam tanaman dan merawat tanaman sebagai bentuk peduli terhadap lingkungan.

Ia mengatakan, bibit tanaman yang dibagikan kepada masyarakat, terutama pengguna jalan yang kebetulan melintasi Jalan Pahlawan, adalah tanaman mahoni dan sengon.

Selain membagikan bibit tanaman secara gratis, mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Pecinta Alam (Wapeala) Undip Semarang juga membagikan stiker yang bertuliskan pohon untuk masa depan yang lebih baik dengan gambar tanaman dan pegunungan yang hijau.

Aksi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak pemanasan global yang menjadi isu hangat di dunia.

"Jika tidak kita mulai sekarang, kapan lagi. Terlebih, dampak pemanasan global sudah dirasakan dibuktikan meningkatnya suhu panas matahari karena lapisan ozon semakin menipis," ujarnya.

Kampanye Udara Bersih Butuh Tindakan Nyata


Semarang-Kampanye udara bersih dan sehat di lingkungan perkotaan tidak bisa hanya sekadar wacana, tetapi membutuhkan tindakan nyata di lapangan. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kadar polutan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang, di Kota Semarang, Jumat (5/6), mengatakan, tindakan nyata untuk mewujudkan udara bersih adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan menambah ruang hijau.

"Salah satunya adalah dengan kegiatan car free day, yang diharapkan dapat menyadarkan masyarakat untuk terlibat dalam upaya mengurangi pemanasan global," katanya.

Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip menambahkan, kegiatan car free day atau hari bebas kendaraan bermotor ini merupakan bentuk menciptakan Kota Semarang tanpa polusi. "Kegiatan ini akan dijadikan rutin setiap minggu jika mendapatkan respons positif dari masyarakat," ucapnya.

Tindak lanjut

Namun, peneliti transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Djoko Setijowarno mengatakan, pengurangan penggunaan kendaraan bermotor dengan car free day perlu ditindaklanjuti oleh kebijakan Pemerintah Kota Semarang lainnya, antara lain dengan menyediakan jalur khusus sepeda, pengoperasian moda transportasi massal, dan mengurangi pengadaan kendaraan dinas.

"Para pejabat perlu memberikan contoh kepada masyarakat untuk beralih dari penggunaan kendaran bermotor. Hal ini membutuhkan komitmen dari pemerintah," ucap Djoko.

Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Agung Budi Margono menambahkan, tindak lanjut dari car free day diperlukan agar terjadi pembiasaan pada masyarakat untuk beralih dari penggunaan kendaraan pribadi. Proses ini perlu dilakukan bertahap tidak bisa instan, katanya.

Tindakan nyata untuk mengampanyekan udara bersih ini telah dilakukan sebagian masyarakat, seperti komunitas bike to work yang memilih bersepeda untuk ke kantor dan perhimpunan mahasiswa pecinta alam Wapeala Undip yang memilih membagikan pohon mahoni dan sengon laut pada Hari Lingkungan Hidup, Jumat (5/6), demi upaya menambah ruang hijau. "Selain untuk mengurangi polusi, bersepeda ke kantor membuat badan sehat," ujar Darmawan.

Kata pengantar

Segala puji syukur kami panjatkan kedirat Tuhan Yang Maha Esa.Sebab atas rahmatNya kami dapat menyusun karya tulis ini.Kami juga bahagia karena dengan karya tulis ini kami dapat ikut berperan aktif dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional
Karya tulis ini kami susun dikarenakan semakin banyaknya kerusakan-kerusakan alm yang sebagian besar disebabkan oleh manusia.Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan,salah satunya adalah “Budaya menanam pohon untuk menciptakan oksigen dan untuk meminimalkan dampak pemanasan global”.Upaya seperti itu perlu dilakukan agar alam ini tetap lestari.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih kurang sempurna.Tapi semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih.

Madiun, mei 2009

Penyusun

1.1 Latar Belakang

Kami membuat makalah ini berdasarkan fenomena dan realita yang ada disekitar kita.Sekarang sudah tidak banyak pohon lagi disekitar kita yang dapat menghasilkan oksigen,dan menyebabkan kegoncangan atau gangguan terhadap keseimbangan ekosistem disekitar kita.Contohnya,karena pohon sudah banyak berkurang, maka karbondioksida yang merupakan salah satu bahan atau unsur yang digunakan tumbuhan untuk membuat makanan ini terlalu banyak dan tidak terserap oleh tumbuhan, maka produksi oksigen pun menurun dan produksi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan makhluk hidup akan bertambah,maka suhu di bumi ini akan naik dan dapat merusak ekosistem, lebih parahnya lagi lagi dapat meyebabkan terjadinya pemanasan global (Global warming) dan meyebabkan datangnya bencana.Oleh karena itu kami membuat makalah ini agar siswa-siswi dan orang-orang dapat menyadari dan mengetahui betapa pentingnya peran pohon dalam kelangsungan hidup bagi seluruh makhluk hidup dimuka bumi ini.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah”apakah budaya menanam pohon dapat menciptakan oksigen dan meminimalkan dampak pemanasan global?”.

1.3 Tujuan penulisan

Makalah ini bertujan untuk:
  • Menciptakan lingkungan hidup yang lestari.
  • Membudayakan menanam pohon tumbuhan.
  • Meminimalkan dampak pemanasan global.

1.4 Manfaat makalah ini

Manfaat dari makalah ini adalah, agar siswa-siswi dapat berperan dan berpartisipasi dalam meminimalkan dampak pemanasan global dengan cara menanam pohon-pohon yang menciptakan oksigen bagi makhluk hidup.

2.1 Tumbuhan

1) Penghasil oksigen:Pada siang hari, pohon mengeluarkan O2 (oksigen) dan menyerap CO2 (karbondioksida). Setiap kali kita bernafas, kita menghembuskan CO2 dan menyerap O2.
2) Pencegah banjir dan longsor:Karena penggundulan hutan dan penebangan pohon, tanahpun menjadi gundul dan tandus. Air hujan tidak banyak yang diserap tanah karena air tidak tahan oleh daun dan akar pohon.
3) Melawan pencemaran udara.Pohon menyerap asap dan debu yang ada di udara.
4) Mengurangi pemanasan global:Jumlah pohon yang ada di dunia mempengaruhi suhu udara. Apabila pohon berkurang, maka suhu di bumi akan panas akibat pengundulan hutan. Karena udara/cuaca panas akan mencairkan es di kutub utara, akibatnya permukaan laut naik dan banyak pulau yang tenggelam.
5) Mencegah kekeringan:Pohon menyelamatkan kita semua dari kekeringan pada musim panas.

Dampak Kerusakan Hutan

Dengan semakin berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan Indonesia telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana kekeringan, banjir maupun tanah longsor. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia dengan 2022 korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah, dimana 85% dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan [Bakornas Penanggulangan Bencana, 2003].

Selain itu, Indonesia juga akan kehilangan beragam hewan dan tumbuhan yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Sementara itu, hutan Indonesia selama ini merupakan sumber kehidupan bagi sebagian rakyat Indonesia. Hutan merupakan tempat penyedia makanan, penyedia obat-obatan serta menjadi tempat hidup bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Dengan hilangnya hutan di Indonesia, menyebabkan mereka kehilangan sumber makanan dan obat-obatan. Seiring dengan meningkatnya kerusakan hutan Indonesia, menunjukkan semakin tingginya tingkat kemiskinan rakyat Indonesia, dan sebagian masyarakat miskin di Indonesia hidup berdampingan dengan hutan.

2.2 Pemanasan Global (Global Warming)

Pemanasan Global adalah suatu istilah yang menunjukan adanya kenaikan rata-rata temperatur Bumi, yang kemudian menyebabkan perubahan dalam iklim. Bumi yang lebih hangat dapat menyebabkan perubahan siklus hujan, kenaikkan permukaan air laut, dan beragam dampak pada tanaman, kehidupan liar, dan manusia. Ketika para ahli ilmu pengetahuan berbicara mengenai permasalahan perubahan iklim, yang menjadi pusat perhatian adalah pemanasan global yang disebabkan ulah manusia.
Mungkin sulit untuk dibayangkan bagaimana manusia dapat menyebabkan perubahan pada iklim di Bumi. Namun, para ahli sepakat bahwa ulah manusialah yang memacu besarnya jumlah gas rumah kaca dilepaskan ke atmosfir dan menyebabkan Bumi menjadi lebih panas.
Dahulu, semua perubahan iklim berjalan secara alami. Tetapi dengan adanya Revolusi Industri, manusia mulai mengubah iklim dan lingkungan tempatnya hidup melalui tindakan-tindakan agrikultural dan industri. Revolusi Industri adalah saat dimana manusia mulai menggunakan mesin untuk mempermudah hidupnya. Revolusi ini dimulai sekitar 200 tahun lalu dan mengubah gaya hidup manusia. Sebelumnya, manusia hanya melepas sedikit gas ke atmosfir, namun saat ini dengan banyaknya pertumbuhan penduduk, pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan, manusia mempengaruhi perubahan komposisi gas di atmosfir.
Semenjak Revolusi Industri, kebutuhan energi untuk menjalankan mesin terus meningkat. Beberapa jenis energi, seperti energi yang kamu butuhkan untuk membuat pekerjaan rumahmu, datang dari makanan yang kamu makan. Tetapi energi lainnya, seperti energi yang digunakan untuk menjalankan mobil dan sebagian besar emergi untuk penerangan dan pemanasan rumah, datang dari bahan bakar seperti batubara dan minyak bumi atau lebih dikenal sebagai bahan bakar fosil karena terjadi dari pembusukan fosil makhluk hidup. Pembakaran bahan bakar fosil ini akan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfir.

Penyebab Global Warming

Penyebab utama global warming adalah efek rumah kaca. Efek ini mengibaratkan bumi sebagai suatu rumah kaca. Cahaya matahari yang mengandung sinar inframerah diserap oleh permukaan bumi sebagai penghangat dan sisanya dipantulkan. Sisa inframerah ini akan diserap dan dipantulkan kembali oleh gas-gas yang berada di atmosfer.
Penyerapan oleh gas ini mengakibatkan peningkatan tambahan terhadap suhu bumi. Sebagai contoh ketika terjadi hujan, awan yang terbuat dari uap air akan menahan pantulan sisa inframerah ini. Oleh karena itu, pada waktu hujan cuaca setelahnya justru akan menjadi hangat.
Setiap gas menyerap dengan intensitas yang berbeda, penyerapan terbesar terjadi pada gas yang sering kita sebut gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang umumnya adalah golongan karbon seperti karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) dan metana mengalami peningkatan akibat aktivitas sehari-hari manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil pada aktivitas industri dan transportasi serta pembakaran lahan yang makin sering terjadi akhir-akhir ini.Akibat peningkatan tersebut, sinar inframerah yang diserap juga meningkat sehingga peningkatan suhu makin berjalan ekstrim jika tidak segera dihentikan.
Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global diduga keras akan berpengaruh dalam bentuk sebagai berikut:
Es di kutub dan gunung-gunung tinggi mencair. Menurut perhitungan, hal ini menaikkan paras laut setinggi hingga 5 - 7 meter! Tentu saja kenaikan paras laut rata-rata ini harus diukur dari stasiun pasang surut yang stabil, tidak terjadi gempa atau penurunan muka tanah (land-subsidence).
Kalau air laut naik, maka dataran rendah akan tergenang. Daerah pantai atau dataran rendah yang produktif di bawah level tertentu akan hilang. Pulau-pulau kecil yang rendah juga akan dihapus dari peta. Dataran rendah ini hilang karena muka air laut naik, bukan hanya karena digerus abrasi atau diambil pasirnya.
Bila daratan yang hilang ini merupakan acuan dari ”pagar batas” suatu negeri, maka batas negeri itu bisa kembali menjadi persengketaan mengingat batas alamnya hilang. Untuk negara kepulauan seperti Indonesia dengan batas laut yang kritis dengan beberapa negara, hilangnya sebuah pulau terluar bisa berakibat ribuan kilometer persegi wilayah kedaulatan laut baik itu laut teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif atau Landas Kontinen dapat tiba-tiba hilang.
Perubahan sirkulasi plankton dan otomatis perubahan sebaran ikan yang pada akhirnya pada persediaan sumber pangan dari laut. Nasib jutaan nelayan atau petani tambak ada di ujung tanduk.
Perubahan vegetasi.Daerah yang kini beriklim sedang akan menjadi lebih hangat sehingga dapat menanam tanaman tropis. Sementara itu daerah yang sekarang sudah hangat seperti di Indonesia, dapat berubah menjadi gurun!
Perubahan pola penyakit, akibat beberapa virus atau bakteria yang dulu hanya ada di daerah tropis (seperti malaria, DBD dan sejenisnya) akan melanda daerah beriklim sedang. Bila para pekerja kesehatan di sana tidak akrab dengan penyakit tropis seperti itu, maka akan timbul pandemi yang sangat ganas.

2.3 Hubungan Tumbuhan dengan pemanasan Global

Hal ini sangat berhubungan erat.Karena hutan sebagai penyedia oksigen dan sebagai paru-paru dunia yang dapat membentuk lapisan atmosfer. Jika terjadi kerusakan hutan,maka akan berdampak pada climate variability yang nantinya bisa berdampak pada climate change. Sebenarnya tidak hanya kerusakan hutan yang akan mempengaruhi climate change. Lahan pertanian misalnya padi disawah bisa mempengaruhi global warming yang bisa mempengaruhi climate change itu sendiri. Kerusakan hutan menjadi sangat riskan pada perubahan iklim karena sampai saat ini, hanya tumbuh-tumbuhan yang mampu memproduksi oksigen yang bisa membentuk lapisan atmosfer kita.jika kerusakan hutan terus dibiarkan,lubang atmosfer semakin besar.panas matahari yang sampai ke bumi semakin banyak,suhu di bumi meningkat.lapisan es di kutub mencair, permukaan air laut meningkat.musim menjadi tidak menentu dan tidak jelas batas bulannya, perubahan iklim tidak akan bisa dihindarkan

Kita dapat menciptakan oksigen dan meminimalkan pemanasan global dengan cara berikut:


1. Tidak menebang pohon secara sembarangan

2. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil
3. Menggunakan sistem tebang pilih tanam
4. Melakukan penanaman kembali hutan yang gundul
5. Tidak membuang limbah pabrik ke aliran sungai
6. Memasang filter pada cerobong asap
7. Tidak menggunakan penyemprot ruangan secara berlebihan

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa semakin berkurangnya oksigen dan meningkatnyasuhu permukaan bumi yang sebagian besar disebabkan oleh manusia.Sebenarnya permasalahan tersebut dapat dicegah dengan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah dengan “Budaya menanam pohon untuk menciptakan oksigen dan meminimalkan dampak pemanasan global”.

3.2 Saran

Sebaiknya mulai sekarang kita membudayakan untuk menanam pohon dan meminimalkan dampak pemanasan global(global warming)