Adaptasi Perubahan Iklim, Tak Cukup Hanya Berbagi Informasi


Perubahan iklim yang berdampak pada pergeseran musim, membuat para petani bingung menentukan masa awal tanam. Perlu upaya simultan untuk mengajak petani beradaptasi dan mengubah pola tanam yang selama ini sudah menjadi tradisi. Pemantau Sekolah Lapang Iklim (SLI), Raja Siregar, mengatakan, adaptasi tersebut akan efektif jika dilakukan secara berkelompok. Oleh karena itu, menurut dia, dibutuhkan kelembagaan petani, tak hanya membagikan informasi.

"Adaptasi perubahan iklim tidak cukup hanya dengan informasi. Jika pemerintah membuat SLI, agar memasukkan muatan kelembagaan petani. Kalau adaptasi tidak berkelompok, tidak bisa mengubah pola tanam," kata Raja, pada sarasehan iklim "Memperjuangkan Keselamatan di Tengah Perubahan Iklim", di Jakarta, Senin (2/11).

Selama ini, berdasarkan pengalamannya, para petani selalu memulai tanam pada waktu yang sama meskipun telah berulang kali gagal panen. "Informasi prakiraan musim, jika digunakan petani bisa menjadi dasar keputusan awal musim. Tapi masih ada nilai-nilai lokal yang dipercayai untuk menentukan mulai tanam," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pertanian, S. Gatot Irianto mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan pihaknya adalah menyediakan benih yang tahan terhadap perubahan iklim. Selain itu, memberikan pemahaman kepada petani bahwa ada jenis padi yang berbeda untuk ditanam di musim hujan dan musim kemarau.

"Ada benih yang tanamannya tahan rendaman. Kedua, benih yang konsumsi airnya lebih sedikit. Selama ini, petani itu pada musim hujan dan kemarau yang ditanam sama-sama padi sawah. Harusnya pada musim kering ditanam padi gogo," kata Gatot.

Penguatan masyarakat adat juga dinilai bisa mengefektifkan upaya adaptasi petani terhadap perubahan iklim. Ia mencontohkan, pola pengairan di Bali yang dikenal dengan Subak. "Semua petani mematuhi sistem Subak ini untuk mengatur air. "Dasarnya tidak hanya alokasi, tapi juga ada sanksi tegas bagi yang melanggarnya Sanksi ini tidak bisa ditiru suku lain," ujar dia.

2 komentar:

berbagi info mengatakan...

sebenarnya paling malas comment, yg enak pake shoutmix bos

Mif on the duty mengatakan...

Wah bagus juga artikelnya bro,kok nggak punya chatbox lagi bro? blog nandur uwit juga sudah "ganti baju" ya? sukses terus bro..

Posting Komentar