Akibat Pemanasan Global

Langit terlihat begitu cerah
Sebagian orang anggap itu indah
Tiada satupun awan menutupinya
Sang mentari bersinar dengan jumawa

Di saat aku membeli es krim
Dalam bungkusnya ia meleleh
Di saat kubeli ayam mentah
Matanglah ia jadi ayam bakar
Dan di saat kuambil air dari sumur
Mendidih ia jadi air matang
Juga di saat aku hendak memasak mie instan
Matanglah ia dengan sendirinya

Lalu kupandang lagi langit itu
Yang datar biru cerah warnanya
Dan tak bisa tersentuh oleh kegelapan sekecil apapun
Pupil mataku yang tadinya lebar selebar langit itu
Sekarang ia sempit seperti lahan di kotaku
Yang hanya dipenuhi bangunan kejam
Para budak dari keserakahan manusia akan uang

Dan tubuhku yang semakin hangus
Terbakar ultraviolet yang tak terbendung
Karena lapisan ozon semakin lenyap
Tanpa ada satupun pohon rindang yang membantunya
Menyerap seluruh polutan di muka bumi ini
Karena pohon yang rindang
Tidak mereka anggap bisa menghasilkan uang

Cukup sudah panas ini
Membakar mataku
Mengeringkan otakku
Mendidihkan darahku
Menguapkan seluruh keringatku

Rasa panas ini
Menembus pori-pori kulitku
Meresap sampai ke sumsum tulang
Mencekik seluruh organ tubuhku
Bergejolak dalam jiwaku yang penuh keheningan

Seluruh akal pikiranku
Lenyap dilalap panasnya api pemanasan global
Yang telah dilahirkan
Oleh biadabnya ulah anak manusia
Yang tak pernah mau
Mengambil tanggung jawab
Atas semua perbuatan merusaknya
Sampai seluruh alam ini hangus
Menyisakan abu penyesalan

0 komentar:

Posting Komentar